FONETIK BAHASA JEPANG
Silabel bahasa
Jepang dapat dibagi menjadi beberapa fonem. Fonem-fonem tersebut ada yang
berbentuk konsonan, vokal, dan ada juga yang berbetuk semi vokal. Berikut ini
adalah susunan fonem bahasa Jepang dalam huruf latin, yaitu:
- V (satu vokal), yaitu vokal-vokal /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/
- /KV (satu konsonan dan satu vokal), misalnya silabel-silabel /ka/, /ki/, /ku/, /ke/, dan /ko/
- KSV (satu konsonan, satu semi vokal, dan satu vokal), misalnya silabel-silabel /kya/, /kyu/, /kyo/, /sha/, /shu/, /sho/, dan sebagainya
- SV (satu semi vokal dan satu vokal), yaitu silabel-silabel /ya/, /yu/, /yo/, dan /wa/
Dari
susunan fonem di atas, dapat disimpulkan jika silabel-silabel dalam bahasa
Jepang sebagian besar selalu diakhiri dengan huruf vokal (kaionsetsu),
sedangkan sebagian lainnya dakhiri dengan huruf konsonan (heionsetsu). Karena
silabel-silabel dalam bahasa Jepang merupakan silabel yang diakhiri dengan
vokal, maka semua kata asing yang mengandung unsur silabel tutup/ berakhiran
konsonan (heionsetsu) harus diubah menjadi silabel buka (kaionsetsu) dengan
menambahkan salah satu vokal pada akhir silabel tutup (contoh: test à
tesuto, milk à
miruku, dll). Silabel tutup t dan d
ditambahkan dengan o, sedangkan silabel tutup c, b, f, g, k, l, m, p, dan s
ditambah dengan u.
Selanjutnya,
dalam kamus ini juga akan dijabarkan transkripsi fonetik vokal, semi vokal, dan
konsonan dalam bahasa Jepang dalam huruf latin agar lebih mudah dipahami.
1.
Bunyi vokal (Boin)
No
|
Fonem
|
Contoh
|
Transkripsi
fonemik
|
Transkripsi
fonetik
|
Keterangan
|
1
|
a
|
kata
|
/kata/
|
[kata]
|
Vokal [a] sama dengan bunyi ‘a’ dalam bahasa
Indonesia. Panjang pengucapannya adalah satu ketukan saja. Contoh bunyi
tersebut dalam bahasa Indonesia terdapat pada kata ‘aku’.
|
2
|
i
|
ki
|
/ki/
|
[ki]
|
Vokal [i] sama dengan bunyi ‘i’ dalam bahasa
Indonesia. Panjang pengucapannya adalah satu ketukan saja. Contoh bunyi
tersebut dalam bahasa Indonesia terdapat pada kata ‘minum’.
|
3
|
ɯ
|
ue
|
/ue/
|
[ɯe]
|
Vokal [ɯ] sama dengan bunyi ‘u’ dalam bahasa
Indonesia. Panjang pengucapannya adalah satu ketukan saja. Contoh bunyi
tersebut dalam bahasa Indonesia terdapat pada kata ‘udara’.
|
4
|
E
|
e
|
/e/
|
[E]
|
Vokal [E] sama dengan bunyi ‘e’ dalam bahasa
Indonesia. Panjang pengucapannya adalah satu ketukan saja. Contoh bunyi
tersebut dalam bahasa Indonesia terdapat pada kata ‘melon’.
|
5
|
o̞
|
otoko
|
/otoko/
|
[o̞to̞ko̞]
|
Vokal [o̞]
sama dengan bunyi ‘o’ dalam bahasa Indonesia. Panjang pengucapannya adalah
satu ketukan saja. Contoh bunyi tersebut dalam bahasa Indonesia terdapat pada
kata ‘obor’.
|
2.
Bunyi konsonan (Shi’in)
No
|
Fonem
|
Silabel
pengikutnya
|
Contoh
|
Transkripsi
Fonemik
|
Transkripsi
Fonetik
|
Keterangan
|
1
|
p
|
pa, pi, pu, pe, po
|
pan
|
/pan/
|
[paN]
|
Cara menghasilkan bunyi tersebut adalah dengan
mengatupkan kedua bibir atas dan bawah lalu melepaskannya secara tiba-tiba
sehingga udara terdorong dari rongga mulut terdorong keluar tanpa
menggetarkan pita suara. Contoh bunyi tersebut dalam bahasa Indonesia hampir
sama dengan bunyi pada kata ‘panci’.
|
2
|
b
|
ba, bi, bu, be, bo
|
basho
|
/basho/
|
[baʃho̞]
|
konsonan [b] sama cara pengucapannya dengan ‘b’
dalam bahasa Indonesia. Panjang pengucapannya adalah satu ketukan saja.
Contoh bunyi tersebut dalam bahasa Indonesia hampir sama dengan bunyi pada
kata ‘baca’
|
3
|
t
|
ta, te, to
|
taberu
|
/taberu/
|
[tabEɾɯ]
|
Pelafalannya sama seperti 't' pada kata start dalam
bahasa Inggris atau kata tabah dalam bahasa Indonesia, tetapi dengan ujung
lidah tidak memantul keras dari langit-langit mulut. Panjang pengucapannya
adalah satu ketukan saja.
|
4
|
d
|
da, de, do
|
dorama
|
/dorama/
|
[do̞ɾama]
|
konsonan [d] sama cara pengucapannya dengan ‘d’
dalam bahasa Indonesia. Panjang pengucapannya adalah satu ketukan saja.
Contoh bunyi tersebut dalam bahasa Indonesia hampir sama dengan bunyi pada
kata ‘datar’.
|
5
|
k
|
ka, ki, ku, ke, ko
|
kurai
|
/kurai/
|
[kɯɾai]
|
konsonan [k] sama cara pengucapannya dengan ‘k’
dalam bahasa Indonesia. Panjang pengucapannya adalah satu ketukan saja.
Contoh bunyi tersebut dalam bahasa Indonesia hampir sama dengan bunyi pada
kata ‘koma’.
|
6
|
g
|
ga, gi, gu, ge, go
|
gakusei
|
gakusei
|
[gakɯsEi]
|
konsonan [g] sama cara pengucapannya dengan ‘g’
dalam bahasa Indonesia. Panjang pengucapannya adalah satu ketukan saja.
Contoh bunyi tersebut dalam bahasa Indonesia hampir sama dengan bunyi pada
kata ‘gatal’.
|
7
|
Ɂ
|
A’
|
A’ (あっ)
|
/A’/
|
[ aɁ]
|
Cara pengucapannya adalah dengan mengeluarkan suara
dari celah suara atau pita suara yang disempitkan tanpa menggetarkan pita
suara.
|
8
|
m
|
ma, mi, mu, me, mo
|
miru
|
/miru/
|
[miɾɯ]
|
konsonan [m] sama cara pengucapannya dengan ‘m’
dalam bahasa Indonesia. Panjang pengucapannya adalah satu ketukan saja.
Contoh bunyi tersebut dalam bahasa Indonesia hampir sama dengan bunyi pada
kata ‘makan.
|
9
|
n
|
na, nu, ne, no
|
namae
|
/namae/
|
[namaE]
|
konsonan [n] sama cara pengucapannya dengan ‘n’
dalam bahasa Indonesia. Panjang pengucapannya adalah satu ketukan saja.
Contoh bunyi tersebut dalam bahasa Indonesia hampir sama dengan bunyi pada
kata ‘nama’ dengan menggetarkan pita suara.
|
10
|
ɲ
|
ni, nya, nyu, nyo
|
nihon
|
/nihon/
|
[ɲiho̞N]
|
Pengucapan konsonan [ɲ] sedikit berbeda dengan
pengucapan ‘n’ dalam bahasa Indonesia karena dibunyikan dengan sedikit
sengau. Cara membunyikannya adalah dengan menyentuhkan ujung lidah ke
gusi-gigi atas dengan menggetarkan pita suara.
|
11
|
ɳ
|
nga, ngi, ngu, nge, ngo
|
oyogu
|
/oyogu/
|
[o̞yo̞ɳɯ]
|
Untuk konsonan [ɳ] anggotanya adalahが(nga), ぎ(ngi), ぐ(ngu), げ(nge), danご(ngo). Cara
membunyikannya adalah dengan mendekatkan lidah bagian belakang dengan anak
tekak sehingga terdengar sedikit sengau dengan menggetarkan pita suara.
Umumnya cara pelafalan konsonan ini jika silabel tersebut ada di tengah suatu
kata, contoh: ageru à dibaca: angeru
|
12
|
ɸ
|
fu
|
fugu
|
/fugu/
|
[ɸɯgɯ]
|
Cara pelafalannya adalah dengan membentuk bibir
mengerucut seperti hendak meniup lilin. Walaupun bibir mengerucut, gigi atas
dan bawah tidak boleh bersentuhan. Contoh bunyi tersebut dalam bahasa
Indonesia hampir sama dengan bunyi pada kata ‘fulus’.
|
13
|
s
|
sa, su, se, so
|
suru
|
/suru/
|
[sɯɾɯ]
|
Cara pengucapannya adalah dengan mengeluarkan udara
dari celah-celah mulut sehingga terdengar seperti agak mendesis, dimana ujung
lidah menyentuh gusi-gigi atas tanpa menggetarkan pita suara.
|
14
|
z
|
za, zu, ze, zo
|
zazen
|
/zazen/
|
[zazEN]
|
Cara pengucapannya adalah dengan mengeluarkan udara
dari celah-celah mulut sehingga terdengar seperti agak mendesis, dimana ujung
lidah menyentuh gusi-gigi atas. Contoh bunyi tersebut dalam bahasa Indonesia
hampir sama dengan bunyi pada kata ‘zabur’ dengan menggetarkan pita suara.
|
15
|
|
shi, sha, shu, sho
|
shugo
|
/sugo/
|
[ʃɯgo̞]
|
Cara pengucapannya adalah dengan mengeluarkan udara
dari celah-celah mulut sehingga terdengar seperti agak mendesis, dimana ujung
lidah mendekati gusi dan langit-langit keras tanpa menggetarkan pita suara. Pelafalannya
hampir sama seperti 'sh' pada she dalam bahasa Inggris. Bedanya, Anda tidak
perlu membulatkan bibir.
|
16
|
ʒ
|
ji, ja, ju, jo
|
danjiki
|
/danjiki/
|
[danʒiki]
|
Cara pengucapannya adalah dengan mengeluarkan udara
dari celah-celah mulut sehingga terdengar seperti agak mendesis, dimana ujung
lidah mendekati gusi dan langit-langit keras dengan menggetarkan pita suara. Konsonan
tipe ini hanya dibunyikan seperti keterangan di atas jika terdapat di
tengah-tengah suatu kata.
|
17
|
Ҫ
|
hi, hya, hyu, hyo
|
hito
|
/hito/
|
[Ҫito̞]
|
Cara pengucapannya adalah dengan mengeluarkan udara
dari celah-celah mulut sehingga terdengar seperti agak mendesis, dimana
bagian depan lidah menyentuh langit-langit keras tanpa menggetarkan pita
suara.
|
18
|
h
|
ha, he, ho
|
haikan
|
/haikan/
|
[haikaN]
|
Cara pengucapannya adalah dengan mengeluarkan udara
dari celah-celah mulut sehingga terdengar seperti agak mendesis dan pita
suara didekatkan cukup rapat sehingga arus udara dari paru-paru tertahan
tanpa menggetarkan pita suara, contoh bunyi yang memisahkan bunyi [a] pertama
dan [a] kedua pada kata taat.
|
19
|
ts
|
tsu
|
tsuika
|
/tsuika/
|
[tsɯika]
|
Cara mengucapkannya adalah dengan mengeluarkan udara
yang tertahan secara tiba-tiba dari celah-celah mulut sehingga terdengar
seperti agak mendesis, ujung lidah mendekati gusi-gigi atas tanpa
menggetarkan pita suara. Pelafalannya sama seperti 'ts' yang ditambah [u]
pada kata toots, bats dalam bahasa Inggris. Lafalkan 't' dan 'su' sebagai
satu kesatuan.
|
20
|
dz
|
za, zu, ze, zo
|
zensoku
|
/zensoku/
|
[zEnso̞kɯ]
|
Cara mengucapkannya adalah dengan mengeluarkan udara
yang tertahan secara tiba-tiba dari celah-celah mulut sehingga terdengar
seperti agak mendesis, ujung lidah mendekati gusi-gigi atas dengan
menggetarkan pita suara. Cara pelafalan di atas terutama digunakan jika
konsonan tersebut ada di awal kata.
|
21
|
tʃ
|
chi, cha, chu, cho
|
chinmoku
|
/chinmoku/
|
[tʃinmo̞kɯ]
|
Cara mengucapkannya adalah dengan mengeluarkan udara
yang tertahan secara tiba-tiba dari celah-celah mulut sehingga terdengar
seperti agak mendesis, bagian depan lidah mendekati/ menyentuh langit-langit
keras tanpa menggetarkan pita suara. Pelafalannya sama seperti 'chee' pada
kata cheese dalam bahasa Inggris. Bedanya, tanpa membulatkan bibir sehingga
berbeda pelafalannya dengan 'ch' pada kata macchiato.
|
22
|
dʒ
|
ji, ja, ju, jo
|
juku
|
/juku/
|
[jɯkɯ]
|
Cara
mengucapkannya adalah dengan mengeluarkan udara yang tertahan secara
tiba-tiba dari celah-celah mulut sehingga terdengar seperti agak mendesis,
bagian depan lidah mendekati/ menyentuh langit-langit keras dengan
menggetarkan pita suara. Cara pelafalan di atas terutama digunakan jika
konsonan tersebut ada di awal kata. Pelafalannya sama seperti 'j' pada kata
jacket dalam bahasa Inggris.
Bedanya, Anda tidak perlu membulatkan bibir.
|
23
|
ɾ
|
ra, ri, ru, re, ro
|
ringo
|
/ringo/
|
[ɾinɳo̞]
|
Pelafalan konsonan [ɾ] dalam bahasa Jepang tidak
sejelas dalam bahasa Indonesia. Konsonan [ɾ] dilafalkan dengan pendek,
ringan, bahkan terkesan tidak jelas, sama halnya dengan pelafalan [d] dalam
bahasa Jepang.
|
3.
Bunyi Semi Vokal (Han’boin)
No
|
Fonem
|
Silabel
pengikutnya
|
Contoh
|
Transkripsi
Fonemik
|
Transkripsi
Fonetik
|
Keterangan
|
1
|
j
|
ya, yu, yo
|
yakusha
|
/yakusha/
|
[jakɯʃa]
|
Cara pelafalannya sama seperti 'y' pada kata you
dalam bahasa Inggris atau ‘y’ pada kata yakin dalam bahasa Indonesia. Pelafalannya
seperti gabungan huruf i dan a yang dibaca bersamaan.
|
2
|
ɰ
|
wa
|
wasabi
|
/wasabi/
|
[ɰasabi]
|
Cara pelafalannya sama seperti 'w' pada kata went
dalam bahasa Inggris atau ‘w’ pada kata warna dalam bahasa Indonesia, namun
tanpa perlu membulatkan bibir dan dilafalkan dengan lebih lembut.
|
4.
Bunyi Konsonan Rangkap (Sokuon)
Konsonan
bunyi rangkap dalam bahasa Jepang umumnya dilambangkan dengan huruf tsu kecil (っà hiragana atau ッà katakana) yang jika dituliskan dalam huruf
latin, maka sokuon tersebut ditulis sama dengan konsonan pada silabel yang ada
pada bagian berikutnya (contoh: ki-t-te, ki-p-pu, dll). Sokuon dalam bahasa
Jepang biasanya terdapat pada bagian tengah atau akhir suatu kata (contoh: あっ, 痛っ). Khusus untuk sokuon yang terletak di
akhir kata digunakan sebagai penanda sebuah kata, ungkapan, ekspresi, atau
emosi si pembicara. Pemakaian sokuon dalam bahasa Jepang harus diperhatikan
dengan baik karena dapat memberi arti yang berbeda pada suatu kata.
Misal:
Kata
まち(ma-chi) à
kota dengan kata マッチ (ma-t-chi) à
korek api
Kata
きてください
(ki-te-ku-da-sa-i) à silakan datang dengan kata きってください
(ki-t-te-ku-da-sa-i) à potonglah
Sokuon
secara fonetik dilambangkan dengan [Q]. Cara pengucapan konsonan rangkap adalah
berhenti sejenak lalu diteruskan kembali, tanpa membuat suara anda lebih tinggi
atau menguatkan bunyi pada suku kata sebelumnya. Pelafalannya mirip ‘t’ pada
kata butter, additional, dan lain-lain dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa
Jepang, sokuon dapat dinyatakan dengan bunyi-bunyi konsonan sebagai berikut:
No
|
Fonem
|
Contoh
|
Transkripsi
Fonemik
|
Transkripsi
Fonetik
|
Keterangan
|
1
|
p
|
ippo
|
/ippo/
|
[ippo̞]/[iQpo̞]
|
Sokuon [p] digunakan jika konsonan setelahnya adalah
konsonan hambat bilabial yang dibunyikan tanpa menggetarkan pita suara atau
konsonan “pa/pi/pu/pe/po”.
|
2
|
t
|
ittai
|
/ittai/
|
[ittai]/[iQtai]
|
Sokuon [t] digunakan jika konsonan setelahnya adalah
silabel pengikut konsonan [t] à
ta, ti, tu, te, to; [tsu]; atau [tʃ] à
cha,chi, chu, cho.
|
ittsū
|
/ittsuu/
|
[ittsɯ:]/[iQtsɯ:]
|
|||
ittchaku
|
/itchaku/
|
[ittʃkɯ]/[iQtʃkɯ]
|
|||
3
|
k
|
gakkō
|
/gakkoo/
|
[gakko̞:]/[gaQko̞:]
|
Sokuon [k] digunakan jika konsonan setelahnya adalah
silabel pengikut konsonan [k] à
ka, ki, ku, ke, ko.
|
4
|
s
|
sassoku
|
/sassoku/
|
[sasso̞kɯ]/[saQso̞kɯ]
|
Sokuon [s] digunakan jika konsonan setelahnya adalah
silabel pengikut konsonan [s] à
sa, su, se, dan so.
|
5
|
ʃ
|
isshoni
|
/isshoni/
|
[isʃo̞ɲi]/[iQʃo̞ɲi]
|
Sokuon [ʃ] digunakan jika konsonan setelahnya adalah
silabel pengikut konsonan [ʃ] à
sha, shu, sho, dan shi.
|
Selain
konsonan rangkap di atas, ada juga beberapa sokuon lain yang sering digunakan
saat mengucapkan kata-kata asing dalam bahasa Jepang. Berikut ini adalah bunyi-bunyi
konsonan rangkap tersebut, yaitu:
No
|
Fonem
|
Contoh
|
Transkripsi
Fonemik
|
Transkripsi
Fonetik
|
Keterangan
|
1
|
g
|
handobaggu
|
/handobaggu/
|
[hando̞baggɯ]/
[hando̞baQgɯ]
|
Sokuon [g] digunakan jika konsonan setelahnya adalah
silabel pengikut konsonan [g] à
ga, gi, gu, ge, dan go.
|
2
|
d
|
beddo
|
/beddo/
|
[beddo̞]/[beQdo̞]
|
Sokuon [d] digunakan jika konsonan setelahnya adalah
silabel pengikut konsonan [d] à
da, di, du, dan do.
|
3
|
ʒ
|
hajji
|
/hajji/
|
[hajʒi]/[haQʒi]
|
Sokuon [ʒ] digunakan jika konsonan setelahnya adalah
silabel pengikut konsonan [ʒ] à
ja, ji, ju, dan jo.
|
4
|
h
|
mahha
|
/mahha/
|
[mahha]/[maQha]
|
Sokuon [h] digunakan jika konsonan setelahnya adalah
silabel pengikut konsonan [h] à
ha, hi, he, dan ho.
|
5.
Bunyi Konsonan Nasal/N (Hatsuon)
Bunyi
konsonan nasal atau huruf n yang dalam bahasa Jepang umumnya ditulis ん (dalam hiragana) atau ン (dalam katakana).
Hatsuon dalam bahasa Jepang dipakai pada bagian tengah atau akhir suatu kata
dan cara pelafalannya dipengaruhi oleh buny-bunyi konsonan atau vokal yang
mengikutinya. Perubahan bunyi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
No
|
Fonem
|
Contoh
|
Transkripsi
Fonemik
|
Transkripsi
Fonetik
|
Keterangan
|
1
|
m
|
sampō
|
/sampoo/
|
[sampo̞:]
|
Hatsuon [m] digunakan jika konsonan setelahnya
adalah silabel pengikut konsonan [p] à
pa, pi, pu, pe, dan po; [b] à
ba, bi, bu, be, dan bo; atau bunyi konsonan sengau [m] à
ma, mi, mu, me, dan mo.
|
kambu
|
/kambu/
|
[kambɯ]
|
|||
samma
|
/samma/
|
[samma]
|
|||
2
|
n
|
dankai
|
/dankai/
|
[dankai]
|
Hatsuon [n] digunakan jika konsonan setelahnya
adalah silabel pengikut konsonan [t] à
ta, tu, te, dan to; [d] à
da, di, du, de, dan do; [ts]; [dz] à
za, zi, zu, ze, dan zo; [tʃ] à
cha, chi, chu, dan cho; [dʒ] à
ja, ji, ju, dan jo; [ɾ] à
ra, ri, ru, re, dan ro; dan [n] à
na, nu, ne, dan no.
|
banchō
|
/banchoo/
|
[bantʃo̞:]
|
|||
jintai
|
/jintai/
|
[dʒintai]
|
|||
tondana
|
/tondana/
|
[to̞ndaɲa]
|
|||
ronbun
|
/ronbun/
|
[ɾo̞nbuN]
|
|||
annai
|
/annai/
|
[aɲɲai]
|
|||
3
|
ɲ
|
ganyaku
|
/gannaku/
|
[gaɲɲakɯ]
|
Hatsuon [ɲ] digunakan jika konsonan setelahnya
adalah silabel pengikut konsonan [ɲ] à
ni, nya, nyu, dan nyo.
|
4
|
ɳ
|
ginkō
|
/ginkoo/
|
[giɳko̞:]
|
Hatsuon [ɳ] digunakan jika konsonan setelahnya
adalah silabel pengikut konsonan [k] à
ka, ki, ku, ke, dan ko dan [g] à
ga, gi, gu, ge, dan go.
|
ongaku
|
/ongaku/
|
[o̞ɳgakɯ]
|
|||
5
|
N
|
hon
|
/hon/
|
[ho̞N]
|
Hatsuon [N] digunakan jika huruf ‘n’ diletakkan di
akhir kata.
|
Sedangkan
jika hatsuon dilafalkan dengan ketukan yang sedikit lambat daripada bunyi vokal
yang mengikuti setelahnya, maka akan
menjadi konsonan [N]. Kadangkala selain
menjadi bunyi konsonan itu, hatsuon juga bisa menjadi bunyi vokal sengau sesuai
dengan vokal yang mengikuti setelahnya.
No
|
Fonem
|
Contoh
|
Transkripsi
Fonemik
|
Transkripsi
Fonetik
|
Keterangan
|
1
|
a
|
shin’ai
|
/siaai/
|
[ʃiaai]
|
Hatsuon [N] digunakan jika huruf ‘n’ diletakkan sebelum
vokal [a].
|
2
|
i
|
tan’i
|
/taii/
|
[taii]
|
Hatsuon [N] digunakan jika huruf ‘n’ diletakkan sebelum
vokal [i] atau bunyi semi vokal [j] à
ya, yu, dan yo.
|
|
|
konya
|
/koiya/
|
[ko̞ija]
|
|
3
|
ɯ
|
an’un
|
/auun/
|
[aɯɯN]
|
Hatsuon [N] digunakan jika huruf ‘n’ diletakkan sebelum
vokal [ɯ] à
u atau semi vokal [ɰ] à wa.
|
|
|
denwa
|
/deuwa/
|
[deɯɰa]
|
|
4
|
e
|
men’eki
|
/meeki/
|
[meeki]
|
Hatsuon [N] digunakan jika huruf ‘n’ diletakkan sebelum
vokal [e].
|
5
|
o
|
ken’o
|
/keoo/
|
[keo̞o]
|
Hatsuon [N] digunakan jika huruf ‘n’ diletakkan sebelum
vokal [o].
|
6.
Bunyi Vokal Panjang (Choo’n)
Choo’n
dalam bahasa Jepang sering dilambangkan dengan tanda [:] atau [R]. Cara
pelafalannya sama seperti pelafalan kata bee (baca: bii) atau zoo (baca: zuu) dalam
bahasa Inggris karena vokal pendek dan vokal panjang dalam bahasa Jepang
memiliki kualitas suara yang sama.
No
|
Vokal
panjang
|
Contoh
|
Transkripsi
Fonemik
|
Transkripsi
Fonetik
|
Keterangan
|
1
|
aa
|
okāsan
|
/okaasan/
|
[o̞ka:saN]
|
Choo’n [aa] digunakan jika diletakkan setelah
silabel ka, sa, ta, na, ha, ma, ya, ra, wa, sha, cha, nya, ga, za, da, ba,
dan pa.
|
2
|
ii
|
onīsan
|
/oniisan/
|
[o̞ɲi:saN]
|
Choo’n [ii] digunakan jika diletakkan setelah
silabel ka, sa, ta, na, ha, ma, ya, ra, wa, sha, cha, nya, ga, za, da, ba,
dan pa.
|
3
|
uu
|
fūfu
|
/fuufu/
|
[ɸɯ:ɸɯ]
|
Choo’n [ii] digunakan jika diletakkan setelah
silabel ki, shi, chi, ni, hi, mi, ri, gi, ji, di, bi, dan pi.
|
4
|
ee
|
onēsan
|
/oneesan/
|
[o̞ɲe:saN]
|
Choo’n [ee] digunakan jika diletakkan setelah
silabel ke, se, te, ne, he, me, re, ge, de, be, dan pe.
|
5
|
oo
|
otōsan
|
/otoosan/
|
[o̞to̞:saN]
|
Choo’n [oo] digunakan jika diletakkan setelah
silabel ko, so, to, no, ho, mo, yo, ro, o, sho, cho, go, zo, jo, do, bo, dan
po.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Sudjianto,
Dahidi, Ahmad. 2014. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint
Blanc
0 comments :
Post a Comment